Thursday, April 12, 2007

Jagung dan Asal Usulnya


Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.

Biologi jagung

Berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun yang lalu[1]. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar.

Deskripsi

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan [helai daun]] terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).

Kandungan gizi

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk patiamilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda. umumnya berupa campuran

Sumber : www.wikipedia.org


Indonesia ingin berswasembada jagung
oleh : Adam A. Chevny

Pemerintah telah mencanangkan swasembada jagung pada 2007, dengan target produksi 15 juta ton lantaran kebutuhan konsumsi dan industri pakan ternak melonjak.

Tak ayal, hingga kini, Indonesia masih mengimpor komoditas itu sedikitnya 400.000 ton, terutama seiring kekhawatiran akan merosotnya produksi panen jagung 2006.

Berdasarkan angka ramalan II Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung nasional 2006 turun menjadi 12,5 juta ton pipilan kering dari 12,52 juta ton tahun lalu. Penurunan produksi disebabkan kurangnya areal panen dari 3,6 juta ha pada 2005 menjadi 3,58 juta ha.

Namun, penurunan volume itu, tidak perlu dikhawatirkan karena rata-rata produksinya naik 0,69% dari 34,5 kuintal per ha menjadi 34,8 kuintal per ha.

Sementara total produksi jagung nasional 2007 diyakini dapat didongkrak. Salah satu langkah yang dilakukan Deptan dalam menunjang program itu a.l. memberikan subsidi benih jagung kepada kelompok tani. Sebab peningkatan produksi pangan secara kuantitas dan kualitas ditentukan oleh pengadaan benih yang bermutu/besertifikat. Untuk subsidi benih itu diambil dari APBN sebesar Rp1,7 triliun mulai 2007. Dana sebesar itu juga untuk menyubsidi benih padi dan kedelai.

Pola subsidi diberikan kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani dalam bentuk voucher sebagai potongan harga saat membeli benih besertifikat. Besarannya-untuk jagung-berkisar 25%-50% dari harga pasaran [saat ini berkisar Rp30.000-Rp40.000 per kg].

Apalagi, posisi Jatim dalam pengadaan benih jagung [besertifikat] pada 2006 dan 2007 masih menonjol. Sebab bercokolnya sejumlah produsen benih seperti PT BISI, PT DuPont, PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Pertani (Persero) dan produsen di bawah Dinas Pertanian se-Jatim. Totalnya 230 produsen yang tergabung dalam Himpunan Produsen Pedagang Benih (HPPB).

Menurut Susanto, Ketua HPPB Jatim, produksi benih padi 2005 mencapai 30.000 ton, di antaranya kontribusi produsen swasta 12.000 ton dan dari dua BUMN, PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani. "Tapi penggunaan benih hibrida belum 40% dari total kebutuhan benih," ujarnya.

Data di Dinas Pertanian Jawa Timur menunjukkan produksi benih jagung besertifikat di Jatim hingga Agustus tahun ini 1.397,78 ton, dan sepanjang 2006 diperkirakan 2.917,5 ton yang dihasilkan produsen BUMN dan swasta.

Volume produksi benih sebanyak itu belum mencakup yang dihasilkan PT DuPont Indonesia (yang mengoperasikan pabrik di Krebet, Kab. Malang, Jatim) 172,74 ton hingga Agustus dan PT BISI, 3.848,70 ton. Produk benih jagung di Jatim tentu bukan hanya memenuhi kebutuhan provinsi itu, karena penggunaan benih jagung besertifikat hanya 20 kg per hektare. Sedangkan areal tanam jagung di Jatim 1,1 juta ha.

Wakil Kepala Dinas Pertanian Jatim Wibowo Ekoputro mengatakan penggunaan benih jagung hibrida di Jatim tahun lalu 37,50%, selebihnya komposit 22,15% dan varietas lokal 40,35%. "Dari segi produksi, Jatim menguasai 36,99% produksi jagung nasional dengan total panen 4,3 juta ton pada 2006," tuturnya.

Prakiraan & produksi benih jagung di Jatim 2006
ProdusenPrakiraan
s/d Desember 2006
Realisasi Produksi
s/d Agustus 2006
Balai Benih Induk
Palawija
51,200 ton57,77 ton
Dinas Pertanian Kabupaten
di Jatim
8,32 ton-
PT Pertani (Persero)1,60 ton-
PT SangHyang Seri274,85 ton349,46 ton
Swasta lainnya2.581,66 ton990,56 ton
Jumlah2.917,5 ton1.397,79 ton
Sumber: Dinas Pertanian Jawa Timur, 2006

Dia optimistis penggunaan benih jagung hibrida 2006 akan meningkat. Menyusul diterapkannya pola subsidi terhadap kelompok tani. Sehingga diyakini Jatim dapat berperan mencapai tingkat swasembada pada 2007, setelah 2006 tercapai rata-rata produksi 37,71 kuintal per hektare.

Tingkatkan utilitas

Apalagi kalangan produsen berancang-ancang menaikkan utilisasi pabrik. Sebagai contoh, PT DuPont akan menaikkan volume produksi menjadi 7.500 ton dibandingkan tahun ini 6.000 ton berupa varietas Pioneer. Kapasitas terpasang pabrik di Krebet, Malang 9.000 ton/tahun. "Kami selama dua tahun terakhir rata-rata hanya memproduksi benih jagung hibrida 6.000 ton/tahun menyesuaikan kemampuan daya serap pasar domestik. Pada 2007 dinaikkan 7.500 ton," ujar Eddie Boediono, Production Manager PT DuPont Indonesia, pekan lalu.

Harga jual eceran benih jagung varietas Pioneer produksi DuPont Rp35.000 per kg. Perusahaan itu melibatkan 55 agen pemasaran yang tersebar dari Aceh hingga Sulsel.

Menurut Eddie, sebanyak 40% dari total penjualan benih jagung Pioneer diserap pasar Jatim. Karena itu, DuPont masih mengandalkan pasar di provinsi itu. Karena itu, dari rencana produksi 7.500 ton tahun depan, 4.000 ton akan dilempar ke pasar bebas dan sisanya diikutkan dalam program subsidi benih Deptan.

PT Sang Hyang Seri juga berancang-ancang memanfaatkan peluang pasar benih jagung melalui peningkatan produksi dari saat ini 1.000 ton jenis komposit menjadi 1.300 ton pada 2007 terdiri varietas Bisma, Arjuna, Srikandi, Lamuru dan lainnya. "Kami, 2007 akan naikkan produksi benih menjadi 811 ton dari varietas SHS 12, SHS 11, SHS 02 dan R01," tutur Triturawan, Bagian Pemasaran PT SangHyang Seri Regional II, pekan lalu.

Menurut Triturawan, produk benih jagung hibrida ditujukan ke pasar Jatim, Jateng dan Kalsel. Apabila 811 ton benih termanfaatkan seluruhnya, maka mengontribusikan panen jagung konsumsi 307.000 ton dengan rata-rata produksi sembilan ton per hektare.

Tampaknya program subsidi benih demi mewujudkan swasembada jagung akan dapat diaplikasikan di tingkat petani. Setidaknya Provinsi Jatim telah menetapkan rencana bantuan benih jagung hibrida untuk musim tanam 2006/2007 sebesar Rp7,5 miliar.

Wibowo menjelaskan untuk langkah awal uji coba program bantuan benih 2007, Jatim menyiapkan 375 ton benih hibrida, dengan nilai bantuan Rp20.000/kg. Penggunaan benihnya 15 kg per hektare yang dialokasikan ke areal seluas 25.000 hektare di 18 kabupaten. "Nilai bantuan benih jagung hibrida untuk kelompok tani 2007 akan diturunkan menjadi Rp10.000 per kg," tuturnya.

Sumber : www.bisnis.com

No comments: